Sabtu, 12 Januari 2013

Cerpen - Peri Pencuri Kupu-Kupu


Peri Pencuri Kupu-Kupu
Oleh : Billy Briliant
Kerajaan Samudra ialah tempat yang nyaman bagi seluruh peri di negeri itu. Tempatnya bersih dan juga harum sekali! Viona, Veronica, dan Alysa adalah tiga diantara berjuta Peri yang hidup di Kerajaan tersebut. Tak salah lagi, mereka bertiga besahabat! Hari-hari tiada berwarna bila tidak dihabiskan untuk bermain bersama.

Hari ini mereka akan bermain. Mereka pun mulai berjalan melihat-lihat bunga. Di jalan tersebut sangat banyak kupu-kupu yang menghisap nektar dari  bunga-bunga yang indah. Para peri pun jadi asik memandangi kupu-kupu tersebut. Kini para peri tersebut mulai berterbangan mengejar Kupu-kupu tersebut.

Mereka bertiga sekarang mempunyai kupu-kupu yang sama-sama indah. Mereka mulai bermain-main dengan kupu-kupu tersebut. Setelah merek puas untuk bermain dengan kupu-kupu, mereka pun melepaskan kupu-kupu itu. Namun, Peri Veronica masih tetap menyimpan kupu-kupu itu.

Hingga mereka hendak pulang, peri Veronica masih saja bermain dengan kupu-kupu kesayanganya. Peri Viona tersentak kaget ketika mendapati peri Veronica yang belum juga melepas kupu-kupunya.
“Veronica .. kenapa kau tidak melepas kupu-kupu itu?” Tanya peri Alysa.
Peri Veronica tetap terdiam. 
“Aku ingin membawanya pulang ..” jawab Peri Veronica.
“Vero .. kau tak boleh membsamudraya pulang! Bagaimana bila Populasi kupu-kupu disini berkurang? Kau akan sedih bila tak melihat kupu-kupu disini tersenyum menyambut kehadiran kita!” Sanggah Peri Viona.
“Benar .. lebih baik kau lepaskan saja kupu-kupu itu. Dari pada, kau disebut sebagai pencuri kupu-kupu?” sahut Peri Alysa.
“Hm… baiklah!” sesal peri Veronica. Kemudian, ia kembali kebelakang. “Tunggu aku ya! Aku akan mengembalikanya ..” lanjut Peri veronica.
Ketika sampai ditempat yang semula ia menemukan kupu-kupu, Peri Veronica melihat sekantung plastic. Akal jahatnya bergelitik jahil.

Hm.. Aku tidak mau membiarkanya disini saja! Ah .. aku kantungi saja kupu-kupu ini dan kubawa pulang! Pikir Veronica jahil. Setelah ia mengantungi kresek berisi kupu-kupu, ia bergegas menghampiri teman-temanya lagi.

“Ayo kita pulang!” seru Veronica sedikit gugup. Tanpa ada kecurigaan sedikitpun, Alysa dan Viona lekas beranjak pulang. Ah ... syukurlah mereka tak mencurigaiku, desah Veronica dalam hati.

Ketika senja sudah menggunungi, Veronica yang berada dirumah segera saja mewadahi kupu-kupu yang dibawanya kedalam toples. Didalamnya pula, tak lupa ia berikan beberapa helai daun agar dimakan nantinya.
Hari-hari Veronica selalu saja diwarnai dengan riang yang mendalam karena seekor kupu-kupu itu. Sampai-sampai, bila Alysa dan Viona mengajaknya untuk bermain pun, Veronica lebih memilih untuk tingal dirumah. Saat itu, alysa dan Viona berkumpul ditengah ilalang yang indah. Mereka bermain tak seperti biasanya. Mereka sudah mengajak Veronica, tetapi hasilnya nihil. Lagi-lagi Veronica menolak tawaranya. Uh!
“Aku curiga dengan tingkah laku Veronica akhir-akhir ini,” kata Alysa kepada Viona.
“Yeah ...! memangnya kenapa sih, kok Veronica sudah tak lagi bermain bersama kita?” dengus Viona.
Alysa mengangkat bahunya. “Hei! Bagaimana kalau kita cari tahu yang sebenarnya terjadi padanya?” tanya Alysa yang membubuhkan seribu ide cemerlang.
Viona mengangguk kencang! Kemudian berbisik kepada Alysa. Setelah semuanya siap, mereka berdua lekas terbang menuju rumah Veronica. Ketika sampai, mereka kemudian menyusup ke sela-sela rumah Veronica. Terdapat sebuah jendela yang sedikit terbuka. Ya! Itu adalah jendela kamar Veronica.
Diam-diam, Viona dan Alysa mengintai apa yang sebenarnya terjadi dengan Veronica. Melalui celah-celah jendela yang terbuka, tampak Veronica yang asik memandangi kupu-kupu yang berada didalam topless.
Betapa terkejutnya Viona dan Alysa setelah mendapati kupu-kupu yang ada didalam topless. “Bukankah kupu-kupu itu yang pernah dimainkan Vero?” bisik Alysa. Viona mengangguk kencang.
“VERONICA!!!!” teriak Alysa yang langsung menyingkapkan jendela kamar Veronica. Betapa terkejutnya Veronica yang mendapat terikan lantang. Tanpa sadar, ia terkejut hingga lenganya menyingkirkan Topless kupu-kupu yang berada diatas meja dan ... PRANG!!
Setengah kesal, Veronica cepat-cepat menyembunyikan topless yang pecah berkeping-keping itu. wajahnya seketika berubah menjadi ketakutan. Pucat tampak melekat dengan perhatian yang sudah buyar. Terlebih ketika tahu ada Viona di dekatnya.
“Ternyata kau mencuri kupu-kupu itu!” geram Viona. Warga di kerajaan samudra memang tidak boleh memelihara kupu-kupu satupun. Hal itu karena kupu-kupu juga mahluk hidup yang ingin bebas berkelana.
“Ta... tapi!” ucap Veronica terbata-bata. Tiba-tiba saja, sayapnya yang indah menciut. Mengecil-mengecil dan mengecil. Viona dan Alysa yang melihatnya sontak terkejut. Semakin menyusut, akhirnya Sayap tersebut menjadi hilang.
“Sayapkuuu ....!!” jerit Veronica diiringi derai tangis. Viona dan Alysa yang melihat sahabatnya menangis mejadi sedih. Mereka yang semula ingin marah habis-habisan justru mereka urungkan niatnya itu. “Viona ... Alysa ... maafkan aku! Aku sudah membantah perintahmu dan kini aku kena batunya! Hiks ... hiks ...” ucap Veronica masih terbalur tangis.
“Penyesalan memang datang dipenghujung. Kau tak perlu menyesali semua ini!” ujar Alysa. “Kita akan tetap bersahabat walaupun kau tak memiliki sayap lagi,” lanjutnya.
“Terimakasih ... ini adalah salah satu penyesalanku!”
Sejak saat itu, dikerajaan Samudra tak ada lagi yang berani mengambil kupu-kupu dari manapun. Begitu pula dengan Veronica. Ia harus menunggu lama dengan kebaikanya selama 2 tahun hingga sayapnya kembali tumbuh. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda di Postingan ini tanpa mengundang SARA dan Pornografi ya sahabat! ^.^