Minggu, 05 Agustus 2012
Queen Flower
karya : Billy Briliant“Dasar Kamseupay!” sembur Clara dari dalam mobilnya yang hendak pulang. Naomi sedikit geram akan ejekan itu. Namun Ia yang pulang dengan Jalan kaki tak berdaya untuk menandingi kawanya yang pulang dengan mobil mewah. Ia hanya menggerutu sekenanya saja.
Naomi melanjutkan jalanya menuju kediamanya yang berjarak lumayan jauh dari sekolah barunya. Satu cemooh baru saja selesai, tiba-tiba ... Pratt!! sebuah cipratan air pun mengenai pakaian Naomi yang sudah menguning.
“Hahaha ... Ini semua memang pantas untukmu, Culun!!” Ejek Felysa dari dalam mobilnya. Lagi-lagi yang mengerjai Naomi dari dalam mobil. Naomi tak bisa membalasnya.
Naomi mengembuskan nafas. Kesal sekaligus sedih bercampur pada dirinya. Betapa tidak? Naomi yang baru saja masuk disekolah barunya sudah di suguhi dengan berbagai cemoohan dari teman-temanya yang berderajat lebih tinggi darinya. Ya, mereka adalah anak-anak yang tercukupi. Sedangkan Naomi? Biaya bersekolah pun terbilang sulit. Beruntung Naomi bisa masuk sekolah yang bagus itu, karena Ia terpilih dalam sebuah lomba pelajaran lalu.
Selain itu, Naomi juga sedih karena seragam sekolahnya yang sudah kusut itu terciprat genangan air dan akibatnya semuanya menjadi basah. Malangnya lagi, Naomi hanya memiliki satu Seragam dan itu sudah sangat lecek.
Namanya Naomina Arisha Kito. Ia adalah seorang Gadis yang memulai hari-harinya dengan sederhana. Penampilanya sederhana dengan kaca mata bulat nya yang tak henti digunakan.
Naomina tinggal disebuah tempat yang terpencil. Desa Ferground, namanya. Desa itu ditempati oleh beberapa orang saja. Tak banyak orang yang menginginkan tinggal ditempat yang terpencil itu. bahkan tak heran bila Naomi selalu bangun tidur dini hari, agar dapat sampai di sekolah tepat waktu. Selain jaraknya yang lumayan jauh, ia pun harus berjalan kaki untuk menempuh pendidikan.
Meskipun desa Ferground adalah desa yang terpencil, namun Naomi sudah sangat mencintainya. Betapa tidak? Jauh didalam Desa terdapat sebuah sungai yang amat indah! Dan mengunjunginya adalah salah satu hal yang wajib dilakukan Naomi.
Hari pertama Naomi disekolah barunya sangat memilukan. Entah apa penyebabnya. Padahal Naomi adalah anak yang cerdas. Tetapi penampilanya sangat sederhana dan itulah yang membuat teman-temanya menjadi sebal denganya. Maka tak heran bila Naomi mendapatkan cibiran “Si Culun”.
Tok .. tok .. tok..Naomi mengetuk pintu rumahnya yang sudah rapuh dimakan usia. Pintu terbuka dan tampaklah seorang wanita tua, yaitu Ibunya. Naomi hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia tak bisa membayangkan ocehan apa yang akan didapat ketika ibunya melihat bajunya yang sudah berlumuran air.
Benar saja! Ibu terpenjerat melihat seragam putrinya yang kotor. Matanya mendelik kaku. Jelas saja ibu marah pada Naomi.
“Astaga! Kau ini bagaimana? Bukankah seragam sekolahmu masih digunakan esok hari? Mengapa kau kotorkan seragam mu ini?!” bentak ibu dengan mata memelototi seragam Naomi. Naomi membungkam. Ia tak bisa berkata apapun. Didalam hatinya, Ia ingin sekali menangis.
“Cepat masuk dan ganti pakaianmu!” Lanjut Ibu yang mempersilakan Naomi masuk.
Naomi masuk dengan hati yang bercamuk. Kemudian, ia menuju kamarnya dan berganti baju. Selepas itu, Ia berbaring dikamar. Bingung akan melakukan apa. Ia butuh hiburan dan juga kesendirian.
“Aha! Bagaimana kalau Aku pergi ke sungai!” pikir Naomi yang beranjak dari tidur. Wajahnya semula kusam dan tak ber-Aura. Tapi kini menjadi penuh sinar dan semangat. Tanpa pikir panjang, Ia pun keluar dari rumah dan lekas menuju Sungai.
Naomi berjalan dengan riang. Mulutnya bersenandung indah menyertainya perjalanannya menuju sungai. Sekawanan burung memasuki semak-semak dedaunan di pohon yang berjajar. Rambutnya yang terkepang dua berloncat-loncat terbawa angin. Naomi tak merasakan kesedihan ketika bermain dengan alam.
Tak lama dari itu, tibalah Naomi ditepi sungai. Sungainya tak dangkal dan juga tak besar. Air dari dalam sungai itu cukuplah jernih. Disekitarnya terdapat beberapa jenis bunga yang berwarna-warni. Bunga-bunga itu bermekaran selalu dikala surya menyinari. Ada juga Ilalang yang menari-nari terhempas angin.
Naomi duduk diantara semak-semak rerumputan yang beraroma. Perutnya bergelitik seketika. Lapar. Ia mendongak keatas. Belasan buah Apel yang segar bergelantungan dengan pucuknya. Naomi terdiam sejenak. Seutas senyum tersungging dibibirnya.
Naomi segera Berdiri. Dengan tangkas, Ia memanjat pohon Apel yang berada di tepi sungai. Ia sudah terbiasa memanjat pohon-pohon yang berukuran besar. Sehingga kemampuanya ini sudah tak diragukan lagi. Naomi memetik satu buah Apel.
Setelah mendapatkanya, Naomi kembali duduk direrumputan. Gigi-giginya mengais buah Apel secara perlahan. Serat-serat yang dihasilkan memupuk dahaga Naomi. Tanpa sengaja, Naomi melihat ke genangan air sungai.
Sekelibat terdapat naungan aneh. Mulut Naomi yang hendak menyantap Apel hanya menganga, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Karena penasran, Naomi kembali menatap ke air sungai yang jernih.
Betapa terkenjutnya Naomi saat itu. Air yang jernih itu, rupanya dapat juga mencerminkan arah pantulnya. Dari dalam Air, bernaung sebuah Istana yang megah. Naomi terbelalak. Bayangan dari dalam air sungguh berbeda dengan kenyataan yang dilhatnya ketika baru tiba.
Naomi terdiam. Perlahan Ia menoleh kebelakang. Sementara itu pikiranya sudah melambung bersama imajinasinya. Ketika menoleh kebelakang, tak ada perubahan sedikit pun. Bahkan burung-burung pun masih sama berkicau dan tak berpindah tempat.
Naomi dibuat pusing dengan semua ini. Ia kembali melihat air sungai. Naungan sebuah istana masih tergambar jelas pada desiran air sungai. Naomi kembali terbelalak melihat megahnya sebuah istana.
Tegang dan bingung bercampur dalam benaknya. Keringatnya terkucur mengingat kejanggalan yang terjadi disekitarnya. Dengan perasaan tegang, Ia mengulurkan lenganya ke derasnya air sungai yang mengalir. Jari lentiknya menyentuh air.
Tiba-tiba ...
“AAAAAA” jerit Naomi.
Tanganya tiba-tiba merasa melemas. Tak ada seluruh tenaga yang tersisa. Secara perlahan tangan Naomi meleleh. Lelehan tanganya bercampur memasuki pusaran-pusaran air. Meski demikian, naungan sebuah Istana megah masih tergambar jelas.
Lelehan itu menjalar melintasi tubuhnya. Naomi tak bisa melakukan sesuatu. Tak ada sebersit tenaga yang melintasi tubuhnya. Kalau saja ada sebuah tenaga, Ia akan segera berlari. Menjauh dalam pusaran-pusaran air itu. Namun, ini semua tak mungkin. Kini seluruh tubuhnya sudah meleleh memasuki pusaran air.
Buzz ....Naomi tergeletak ditepi sungai. Ya memang, Ia tergeletak disebuah sungai. Sungai? Mungkin kau pikir Naomi tak berpindah tempat, karena Ia kembali berada di sungai, bukan? Bagi kau yang berpikir seperti ini tentu fatal! Jawaban yang kau berikan salah ... karena Sungai yang ditempati Naomi bukanlah sungai yang seperti semula Ia berpijak.
Sungai yang ditempatinya, kini jauh lebih bagus dari sebelumnya. Disungai itu terdapat banyak bunga teratai. Bunga teratai itu tersebar tak tentu arah. Diam keberadaanya membangkitkan suasana tentram.
Disetiap sisi nya terdapat beribu bunga tulip yang bermekar indah. Selain itu, ada bunga dandelion dan banyaak lagi! Bunga itu berwarna-warni indah. Beberapa serangga nakal menghisap sari-sari dari bunga itu.
Naomi tergeletak dengan tangan masih memegang buah Apel yang sebagian sudah dimakanya. Beberapa burung menghampirinya. Layaknya, Naomi sebagai pemberi makan kepada Burung. Sesegera mungkin, kawanan burung itu mematuki Apel yang berada ditangan Naomi. Burung-burung itu layaknya hidup, berbaris dengan teratur mengelilingi Apel yang malang.
Dalam lelapnya, Naomi merasa ada yang aneh. Tanganya seperti dicocoki oleh burung. Ia merasa geli dan sontak terbangun mengejutkan kawanan burung itu. Buah Apel itu belum habis seutuhnya. Naomi terbangun dengan nafas yang terdesah-desah.
“Hei ... dimana aku?” tanya Naomi terbelalak dengan suasana yang sedikit berbeda.
Ia menoleh ke arah sungai. Sebuah sungai tak bertepi itu agaknya berbeda dengan yang Ia lihat tadi. Kemudian Ia menoleh kembali. Betapa terkejutnya Naomi ketika yang dilihat ialah sebuah Istana megah.
Naomi membuka matanya lebar-lebar.“Sebuah istana?” pikirnya sejenak. tiba-tiba ia terpikirkan mengenai sebuah Istana yang dilihatnya pada suatu bayangan di sungai. Teringat adanya sungai yang baru saja dilihat, Ia langsung menuju Sungai. Sialnya, Ia tak menemukan sebuah sungai.
“Aah! Bagaimana caraku kembali ... Aku rindu pada ibuu !!” pekiknya. “Oh iya, sebelumnya aku tiba disini bukankah aku menyentuh air sungai?” pikir Naomi lagi.
Langsung saja, Naomi mengulurkan tanganya agar menyentuh Air sungai. Sebenarnya, Ia sedikit canggung. Namun apa yang harus dilakukanya? Mungkin ini salah satu cara agar Ia dapat kembali?
Rupanya, yang dilakukan Naomi hanya hal konyol. Tak ada perubahan ketika ia menyentuh air. Air hanya berombak kecil menyahuti sentuhan Naomi.
Naomi terdiam sejenak. “Mengapa tubuhku tak meleleh lagi?” pikirnya konyol. Lama sudah jari-jari Naomi menyentuh Air. Namun tak ada perubahan. “Ah! Yang kulakukan hanyalah hal konyol!” kata Naomi kesal.
Separuh asa nya, Ia pun melangkah menjauhi sungai itu. Kini Naomi bingung akan pergi kemana. Tak tentu arah, karena disini pun Ia tak tahu jalan. Bahkan, ia tak tahu kini ada dimana.
Ketika Naomi sedang melamun dengan langkah yang gontai, tiba-tiba seseorang menabraknya.Brak! Naomi yang tak siap dengan tabrakan itu seolah terpanting dan terjatuh.
“Argh! Ada apa ini?” seru Naomi geram.
Naomi mendapati seorang dengan pakaian yang aneh berlari terbirit-birit. Ya, Naomi sudah tahu, orang itulah yang menabraknya tadi. Naomi menjadi amat kesal. Ia berdiri dan langsung berlari mengejar Orang yang menabraknya tadi.
Kemampuan Naomi berlari sudah tidak diragukan lagi. Rupanya, dari belakang pun banyak sekali yang sedang mengejar Seorang yang baru saja menabrak Naomi. Dan ...
Hap!
Naomi menangkap Orang yang telah menabraknya itu. tanpa bersalah, Naomi langsung memukulinya. Naomi sangat kesal dengan Orang itu.
Buk .. Buk .. Buk ..
Seorang yang menabraknya ialah seorang wanita tua bertubuh kecil kerempeng. Wanita itu mengenakan pakaian yang amat tertutup ditambah jubah yang berwarna hitam. Sehingga Naomi pun tak dapat melihat wajahnya. Tak ingin identitasnya tersamarkan, Lelaki itu pun langsung berlari terbirit-birit.
“Huh! Sialan!” umpat Naomi geram. Naomi menghela nafas sejenak. Tiba-tiba ia terbelalak ketika ada sesuatu yang menggelinding mengerpa kakinya. Naomi terenyuh. Perlahan pandangan matanya turun, dan ia mendapati sebuah karung berserat.
Karena penasaran, ia segera mengambil Karung berserat itu. ukuranya cukup kecil. Sejenak, Naomi memandangi karung berserat itu. Ringan. Kemudian ia menguntai talinya agar karung itu terbuka.
Setelah terbuka, Ia melihat isinya. Seberkas cahaya bersinar keluar dari dalam karung. Samar-samar, Naomi melihat beberapa tangkai bunga yang amaat Indah!Tangan Naomi mengulur kedalamnya. Ia mengambil satu bunga dari karung.
Bunga yang amat indah. Naomi tertegun sekali melihat bunga tersebut. Bunga itu berwarna emas. Naomi mendekatkan bunga itu lagi dan lagi. Mulutnya menganga kagum.
“Bunga apa ini?” ucap Naomi.
Bunga nya berbentuk runcing dan lumayan besar. Dibagian tengahnya terdapat mahkota yang berwarna indah.
Bunga tersebut untuk kesekian kalinya bersinar. Yeah, That Flower is Shining. Sinarnya berterbangan mengembang diudara. Perlahan, bunga itu menjadi serbuk-serbuk emas. Serbuk emas itu terhampar sebagian ditangan Naomi dan mulai berterbangan.
Sring .. Sring .. Sring ..Serbuk emas itu berkelinang menyelimuti hawa ditubuh Naomi. Naomi tersenyum dan sedikit terkejut. Tanganya mengembang mencoba menyentuh serbuk-serbuk itu. Lembut layaknya gula-gula pasir pada olesan cake.
Tiba-tiba, Serbuk-serbuk emas itu semakin menggunduk menyelimuti tubuh Naomi. Tubuh Naomi pun melayang-layang secara perlahan. Naomi terkejut. Ia ingin kembali seperti semula, tetapi tidak bisa. Seluruh tenaga nya sepertinya sudah terhisap oleh kekuatan dari serbuk-serbuk itu.
Tiba-tiba serbuk itu menghilang seketika. Tetapi, tubuh Naomi menjadi bersinar. Kali ini, Naomi menjadi berubah 180o dari sebelumnya. Ia mengenakan sebuah pakaian yang anggun. Pakaian itu terbuat dari untaian bunga-bunga kamboja dan beberapa percampuran bunga lainya yang indah.
Wajah Naomi pun menjadi bersinar bersih. Rambutnya yang semula terkepang, kini menjadi terurai indah. Dikepalanya, terdapat sebuah mahkota yang berbentuk bunga emas.
Bruuk!!
Tiba-tiba saja, Naomi terjatuh. Ia pingsan secara tiba-tiba. Tubuhnya yang semula tak bertenaga, kini perlahan memulih.
Mata Naomi masih saja terpejam. Kali ini, Naomi sudah tidak berada disemak-semak yang semula ia terjatuh. Melainkan, berada diantara kerubungan para putri yang cantik.
Sementara itu, putri-putri itu tengah resah memikirkan nasib Ratu Naomi—sebutan dari mereka para putri-putri cilik. Ya, Naomi memang menjadi seorang Ratu dikerajaan Flowerist Castle. Seorang ratu dikerajaan Flowerist Castle ditandai dengan adanya mahkota golden flower.Tak lama dari itu, mata Naomi perlahan terbuka. Samar-samar ia melihat sekumpulan putri-putri anggun yang berada dihadapanya. Perlahan matanya terbuka besar. Dan betapa terkejut nya dia, ketika melihat para putri-putri yang indah tersenyum berada dihadapanya.
Naomi terbangun kemudian duduk. Ia mencoba tidak membuat putri-putrinya itu memiliki pikiran lain. Tidak hanya itu, ia juga terkejut ketika melihat penampilanya yang berubah drastis! Kulitnya menjadi putih merona dan menggunakan gaun bunga yang indah.
“Dimana aku?!” pekik Naomi yang sudah tak tahan dirindung seribu pertanyaan.
“Ratu ... sekarang inilah kerajaanmu!” celetuk seorang Putri yang mengenakan gaun berwarna Hijau.
Naomi tertegun. “Ratu?” gumamnya.
“Benar sekali Ratu, kali ini, Ratu sudah menjadi ratu diistana kami—flowerist castle.” Jelas si putri bergaun merah diiringi anggukan dari beberapa putri lainya.
“Bagaimana bisa?” tanya Naomi terbelalak.
“Entahlah .. yang jelas, kau adalah ratu yang baru di istana ini. Karena ratu menggunakan sebuah mahkota..” jawab salah seorang putri dengan ramah.
Naomi terdiam. Mencoba menerima semua ini. Nalurinya kian keras mengolah semua Magic yang terjadi. Naomi termenung diantara kerumunan putri-putri yang tersenyum riang. Ia mendekap sebuah bantal berbentuk bunga. Seketika senyumnya hilang.
Putri-putri yang berada disebelah Naomi menjadi kebingungan. Mereka heran mengapa Naomi—ratu bunga yang baru menjadi sedih.
“Ratu .. mengapa ratu sedih?” tanya Putri Cesy, si Putri Biru.
“Tidak .. aku hanya rindu pada rumahku di bumi ..” ucap Naomi mengangkat wajahnya dan tersenyum menutupi kesedihan hatinya.
“Ta ... tapi, Ratu harus tetap disini .. bagaimana nasibnya bila tidak ada ratu? Istana bunga ini, pasti akan hancur ..” jelas Putri Cesy lagi. Untuk kali ini perkataanya terlontar dengan gugup.
“Mungkin aku akan mencari penggantiku sebagai Ratu untuk beberapa hari kedepan..” kata Naomi lagi.
Putri-putri cilik itu tersenyum dengan polos. Mereka sudah senang mendapat jawaban yang sama dari Naomi.
Untuk sementara waktu ini, Naomi hanya tinggal di Istana barunya. Iya belum bisa mencarikan pengganti baru untuk menjadi seorang Ratu di Flowerist Castle. Naomi menjalani hari-harinya dengan menyenangkan di Istana nya, kini.
Naomi sudah bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan rakyat-rakyatnya. Ia senang dengan tanggapan antusias atas kehadiranya dari rakyat di istana nya. Kendaraan di Flowerist Castlemenggunakan sebuah daun yang dijadikan seperti jet sky. Namanya Green Sky.
Rupanya, Ia tinggal pada sebuah Istana yang ia lihat sewaktu belum ada perubahan. Naomi hidup makmur dengan para putri ciliknya yang patuh dan baik padanya. Namun disisi lain, Naomi heran apakah ini mimpi atau bukan. Sudah berkali-kali ia mencubit pipinya yang menggemaskan. Namun itu sia-sia. Terasa sakit, karena itu semua sungguh terjadi!
Suatu hari, Naomi antusias mengumpulkan rakyat di flowerist castle. Tak seperti biasanya, Naomi tampak bahagia untuk kali ini. Penampilanya sudah begitu anggun. Semua rakyat-rakyatnya benar-benar bingung ketika mendapati kabar bahwa diharuskan berkumpul didepan singgasana sang Ratu.
“Ada apa ya?” pikir mereka yang sudah sangat heran akan pengumpulan yang dilakukan secara mendadak.
Naomi sudah mengumumkan sebelumnya, untuk berpenampilan anggun ketika akan berkumpul dihadapanya. Dan benar juga, berbagai jenis bunga menghiasi pakaian yang dikenakan mereka. Ada yang berwarna layaknya pelangi. Ada yang berwarna hijau semua. Ada pula yang berwarna putih suci.
Semuanya sudah kebingungan dan penuh tanya. Akhirnya, Ratu Naomi pun berdiri dan menggugah rakyatnya.
“Baiklah .. kurasa kalian semua sudah kebingungan akan maksudku mengumpulkan kalian semua disini ..” ujar Ratu Naomi memulai. Semuanya sudah siap menanti kelanjutan omongan Ratu Naomi.
“Akan ku umumkan langsung pada titik perbincangan saja. Aku disini sudah menemukan pengganti bagi kalian yang akan menggantikanku sebagai Ratu di Istana ini ..” kata Ratu Naomi membuat semua rakyatnya langsung merapikan pakaian mereka.
“Aku memang sudah harus meninggalkan istana ini. Meskipun begitu, aku akan percayakan kepada penggantiku yang baru. Kuharap, setelah aku tak disini lagi, kalian masih tetap mengenangku.” Ucap Naomi dengan perasaan sedikit sedih.
“Dan, yang Menjadi Ratu, adalah ......”
Suasana hening. Berdebar merajut detakan jantung mereka. semuanya berbondong-bondong bersaing untuk mendapatkan gelar sang ratu. Tak hentinya, untaian doa pun dipanjatkan oleh mereka—yang menginginkan menjadi seorang Ratu.
“Shany Alicia Keith!” seru Ratu Naomi menggelegar.
Shany, si Putri bergaun putih suci terkejut ketika mendapati namanya tersebut oleh sang Ratu. Ia sungguh tak menyangka, seorang Shany dengan penampilan sederhana menjadi seorang Ratu di Istana itu.
Air mata haru pun meleleh seiring tepuk tangan yang meriah teriring dari teman-temanya. Shany berdiri kemudian melangkah menuju singgasana sang Ratu. Ya, Shany adalah seorang Putri yang berusia hampir remaja. Ia berwatak baik, pekerja keras dan suka menolong. Tak heran, bila sang Ratu Naomi memilihnya sebagai penggantinya.
Sebuah bunga emas pun diberikan kepada Shany. Dan seperti yang dialami oleh Naomi, Ia pun menjadi bersinar dan seketika berpenampilan anggun. Ya, kini Shany adalah seorang Ratu di Istana Bunga. Ia tersenyum senang.
Sebuah sinar mencuat dari tubuh naomi yang sudah tak bergaun indah. Ia tersenyum seraya melambaikan tanganya kepada rakyat-rakyatnya. Perlahan sinar itu menyelimuti tubuh Naomi hingga tak kemudian ia tak tampak lagi bersama seberkas sinar itu. []
=================
Udah baca kan?? Minta Komentarnya ya! ^.^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda di Postingan ini tanpa mengundang SARA dan Pornografi ya sahabat! ^.^